Hal Yang Patut Direnungkan
Aku
belumur keluh kesah yang sia-sia selama tidak mendapatkan apa yang kuharapkan. Tanpa
dibius rasa tertegun akan berkat-Nya yang berlimpah aku masih bersungut-sungut. Lupa
mensyukuri segala yang Ia berikan tanpa kuminta, seperti hembusan nafas
misalnya. Kadang aku merasa bahwa berjalan bersama Tuhan Yesus terlalu berliku
dan panjang tiada akhir. Tanpa aku sadari, setiap aku kehausan aku diberi-Nya “air”.
Tanpa biaya aku diberkatinya meski tidak berlimpah atas kaca mata manusia. Seharusnya aku merenungkan ini terlebih dahulu. Dengan
jumawa aku menyalahkan Tuhan atas keadaan yang kuterima ini. Lagi-lagi tanpa
sadar aku menggantung Iman yang kumiliki sejak aku lahir.
Rasanya
seperti begitu lama aku ada di gurun ketidak mewahan. Tak memiliki sesuatu tuk
dibanggakan, tak ada prestasi yang bisa kuperlihatkan, tak ada harta untuk
memberi lebih kepada orang-orang. Ini begitu perih, Tuhan. Aku bagai telapak
kaki yang terlupakan. Tanpa aku sadari bahwa sejak aku lahir, Kau telah
menjadikan aku biji mataMu! Lebih dekat dari urat nadi yang berdenyut dalam
tubuhku. Engkau menjadikan aku layak lebih dari sepantasnya, Bapa. Lagi-lagi
aku memberi pertanyaan yang tidak pantas Kau dengar dalam hatiku. “Mengapa aku, Tuhan? Mengapa harus aku yang
merasakan ini padahal Engkau tahu aku begitu setia mengikut Engkau?” sungguh hal yang patut aku renungkan sebelum mengucap ini. Seharusnya
aku lebih meresapi waktu selama berjalan dengan Tuhan tanpa mengeluh. Karena dengan
itu aku hanya mampu menyerah di bawah kaki-Mu, Tuhan. Sometimes, God's planning and timing is not just about something we have to do until we get what we want. But about the process of becoming what God's wants us to be.
Bagai
dikuliti oleh kemiskinan hati, aku berusaha tidak mengecewakan Engkau. Setiap kali
aku ingin mencoba “kembali”, roh jahat itu menyelimutiku tanpa sudi merelakan
aku kembali suci. Inilah aku Bapa, anak-Mu yang ingin pulang dan berusaha untuk
tetap setia. Pilihan-Mu terkadang membuat batinku sakit, Tuhan. Tapi kini aku
mau menerimanya sebagai hadiah yang kau bungkus dengan masalah dan suatu saat aku mendapatkan anugerah yang terindah. Hanya melalui Engkau, bahwa Yesuslah
satu-satunya yang layak dipuji dan sembah.
Didikan-Mu
memang keras Bapa. Namun dengan inilah Kau menjadikan aku alat yang hebat. Hanya
Engkaulah Yesus dan Juru Selamatku. Kini dengan sadarku, aku percaya dalam
nama-Mu bahwa bukan karena aku mengharapkan sesuatu yang indah akan Kau beri
berlimpah-limpah dihidupku, tapi karena aku tahu selara apapun duka yang terasa
bergejolak di dalam jiwa, Engkau tetap berdiri di sebelah kananku untuk merangkul
tangan ini yang berlumur dosa. Aku akan setia pada-Mu sebab aku percaya, Kau
rela memapahku yang lemah tesisa getah dosa. Seharusnya aku malu untuk kembali
karena Engkau yang empunya Kerajaan, selalu sudi menunggu anak-Mu pulang. Namun
Engkau Bapa yang sungguh Mulia Kasihnya. Dibaluri-Nya aku dengan darah tidak
bersalah. Hal ini harus direnungkan. Entah aku berada di Gurun atau Lembah. Hamparan bukit Sion ataupun
Laut Mati, dalam gelap maupun terang, saat sesak atau lengang, Yesus berjanji
tetap ada bersamaku dan aku telah percaya akan hal itu.
Ada
beberapa dari mereka yang tidak
mengetahuiku dengan baik, menyimpan dengki dalam hatinya. Tapi aku bersyukur
Engkau tidak memandang rupaku tapi mengindahkan hatiku, Bapa. Aku telah kau
bentuk seraya bersuka cita, manusia yang sempurna tanpa bercacat cela.
Lubuk
hatiku pernah menyimpan luka dari seseorang yang tiba-tiba pergi meninggalkan. Tapi
aku meneladani-Mu, yang pernah ditinggalkan sendiri namun tetap mengampuni.
Biarlah
aku kini boleh tersungkur dengan bangga memuji dan memuliakan nama-Mu dalam
sisa hidupku. Hingga tiba saatnya nanti, kiranya aku boleh menetap dalam
Kerajaan-Mu, Tuhan. Biarlah aku memantaskan diri selama aku masih memiliki waktu
di dunia ini.
Dan ada satu hal terakhir untuk direnungkan oleh orang-orang yang percaya Tuhan. Pernah
kubaca sebuah postingan melalui media sosial. Adakah satu diantara kita yang sudah
bertanya mengenai harga Oksigen? Kurang lebih Rp. 25.000/ltr. Dan pernahkah
kita menanyakan harga Nitrogen di Apotek? Yang kurang lebih harganya berkisar
Rp. 9.950/ltr. Tahukah kita bahwa dalam satu hari manusia menghirup 2.880 liter
Oksigen & 11.376 liter Nitrogen?
2.880
x Rp. 25.000 = Rp. 72.000.000,-
11.376
x Rp. 9.950 = Rp. 113.191.200,-
Jadi total biaya untuk bernafas 1
hari adalah Rp. 72.000.000 + Rp. 113. 191. 200 = Rp. 185.191. 200,
Bila sebulan totalnya menjadi 30
hari x Rp. 185.191.200 = Rp. 5.555.736.000,-
Bila dalam satu tahun maka totalnya
adalah 365 hari x Rp. 185.191.200 = Rp. 67.594.788.000,-
Jadi, jika kita hargai dalam jumlah
Rupiah, maka Oksigen dan Nitrogen yang kita hirup mencapai lebih dari Rp.
185.000.000/hari, Rp. 5.500.000.000/bulan dan Rp. 67.500.000.000/tahun.
Barangkali manusia terkaya di Bumi
pun akan kesulitan untuk membiayai nafas hidupnya. Betapa besar kasih karunia
Tuhan dalam hidup kita meski hal terpenting untuk hidup pribadi kita saja
sering kali kita abaikan dalam bentuk syukur. The things you take for granted, someone else is praying for. While you wake up today, someone is taking their last breath. Thank God for another day, don't waste it. Masihkah kita mau menuntut
sesuatu yang Tuhan belum berikan dalam hidup kita? Only remember one thing, God’s
timing is always perfect. Just need a little patience and faith, but it’s worth
the wait. Tuhan Yesus memberkati.
Comments
Post a Comment