Secarik Pesan Untuk Putri Tunggalku
Dentuman
detak jantung yang seirama dengan langkah kaki putri tunggalku menuju altar,
membuatku menitikkan air mata bahagia dengan tangan gemetar. Ia merangkul
lengan tanganku dengan lembut, senyum menyapa ribuan tamu yang datang untuk
menyaksikan pemberkatan pernikahan. Sesekali ia melambaikan tangan kepada rekan
dan teman-teman. Lima langkah sebelum sampai di altar, langkah putriku terhenti
dan mengecup pipi keriputku yang tak sekencang dulu. Air mataku belum turun
membasahi wajah sampai akhirnya pria yang ia pilih tuk mendampinginya seumur
hidup meraih tangannya mengambil putriku untuk berdiri berdampingan di depan
pendeta.
Hai nak, pria yang putri tunggalku
pilih untuk mendampinginya seumur hidup.. Aku belum pernah mengenalmu
sebelumnya. Namun kehadiranmu dalam hidupnya telah membawa banyak perubahan. Ia
jadi lebih lama saat mandi sekarang sambil bernyanyi dengan merdu suaranya.
Sesekali ia kebingungan untuk menggunakan gaun yang mana untuk memantaskan diri
makan malam denganmu. Meskipun menurutku dan istriku ia adalah wanita tercantik
dengan apapun yang ia kenakan. Sebelum kau hadir dalam hidupnya, hari Sabtu dan
Minggu hanya untuk aku dan istriku yang kami habiskan bersama. Kini kau pemilik
hari akhir pekan dari segala waktu lenggang yang ia punya. Sebaiknya kamu tahu
juga bahwa ia rela menghabiskan waktunya berjam-jam di depan laptop hanya untuk
mencari resep makanan dan cara belajar untuk masak ketika sudah menikah
denganmu. Dan saat pulang larut malam, ia sering sekali membawa senyuman
termanis saat menutup pintu rumah usai kau antarkan anakku pulang. Dimana
selama hampir seluruh dari umurnya, senyuman itu hanya milikku seorang juga istriku.
Teringat saat putri kecilku yang kini beranjak menjadi wanita dewasa sepenuhnya,
mendapat juara pertama lomba menulis puisi saat berumur 15 tahun. Ia
melemparkan senyuman terindah saat melihatku dan istriku hadir ketika ia
menerima penghargaan tersebut. Kami menitikkan air mata karena terlalu bangga
atas apa yang ia perbuat dalam hidupnya juga hidup kami.
Putriku adalah nada terindah dari
setiap nada yang pernah dilantunkan oleh penyanyi kelas dunia. Dengan hasil
keringat dari jerih payahku sendiri, aku berusaha memberi fasilitas terbaik meskipun
dengan kekurangan agar ia mampu menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya. Karena
aku dan istriku tak ingin putri tunggalku merasakan susahnya mengais secarik
kertas rupiah dengan berlumur keringat seperti yang aku kerjakan selama
menghidupinya. Aku hanyalah pria dengan tamatan sekolah tanpa gelar Sarjana. Saat
malam mulai berganti pagi, sebelum matahari terbit dan ayam berkokok, aku
mengambil Alkitab dan melipat tanganku lalu berdoa untuk keluarga kecil ini. Kiranya
Tuhan sudi memberiku umur panjang agar aku punya kesempatan untuk menyeleksi
siapa pada akhirnya pria yang pantas mendampinginya seumur hidup. Bahkan jika
Tuhan mengizinkan, biarlah pria pendamping putriku nanti akan menjaga dan
melindungi putriku lebih baik dari apa yang bisa dan pernah aku lakukan
untuknya. Menjaga anak perempuan sungguh mahal harganya melampaui berlian. Tergores
sedikit saja maka “harganya turun”.
Mungkin sudah saatnya kini aku mulai
merelakan putri tunggalku untuk mendampingimu seumur hidup, pria gagah yang
terpilih. Ini adalah momen mengharukan juga membahagiakan. Dimana aku akan
mulai pensiun menjaganya bak pahlawan yang tak pernah lengah untuk
mengawasinya. Meskipun aku tahu bahwa putriku yang telah beranjak dewasa akan
tetap menjadikanku pahlawan dalam hidupnya. Namun pahamilah nak, ia akan tetap
membutuhkanmu juga untuk menjaga dirinya. Dan mengandalkanmu dalam mengambil
keputusan dari sebuah pilihan. Atas semua kata yang kutulis dan ucapkan, aku
hanya ingin berpesan. Mungkin anak perempuanku bukan satu-satunya wanita
tercantik yang pernah kau temui, tapi yakinkanlah dirimu bahwa anakku adalah
yang terbaik untuk mendampingimu seumur hidup. Yang telah Tuhan pilihkan jadi
tempat terakhir kau berlayar mencari cinta yang abadi. Teguhkanlah keyakinan
dalam hatimu bahwa putriku adalah wanita yang mampu membuatmu menjadi pribadi
yang lebih kuat dan dewasa setiap harinya. Aku tahu bahwa suatu saat setelah
pernikahan ini mempunyai umur yang banyak, perjalanan cinta kalian tidak akan
semulus yang sedang dihadapi sekarang ini. Namun tetaplah saling
merangkul satu sama lain. Genggamlah tangan kalian bersama dengan berjalan di
atas kepercayaan pada Tuhan, bahwa segala sesuatu permasalahan dalam hidup akan
kalian hadapi bersama seperti janji kalian di hadapan Tuhan, “I, Shawn Alexander Mendes, take you, Priscilla Marie Bianx, to be my wife. I promise to be true to you in good times and in bad, in
sickness and in health. I will love you and honour you all the days of my life.
I, Priscilla Marie Bianx, take you, Shawn Alexander Mendes, to be my
lawfully wedded husband, to have and to hold, from this day forward, for
better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, until
death do us part.” Ingatlah suatu hal, when God wants us to grow, He makes us
uncomfortable.
Nak, tolong tetap pertahankan seyum terindahnya seperti saat
ia selesai bertemu denganmu. Karna kau tahu aku dan istriku tidak selalu bisa
membuatnya tersenyum seperti saat ia masih satu atap dengan kami. Jangan pernah
lepaskan genggaman tanganmu pada putri tunggalku sehebat apapun badai
permasalahan yang menerpa rumah tanggamu. Karena Tuhan kita selalu memiliki
jalan keluar untuk setiap permasalahan yang ada. Ingatlah saat – saat kau ingin
mendapatkannya, kau berjuang setengah mati mendapatkan restu dariku. Jadilah penyangga
saat ia tak sekuat dulu untuk berjalan. Saat hari-hari sehat kalian habis
direnggut usia. Seperti yang telah kulakukan dulu dengan istriku, ketika putri
kecil kami sedang belajar untuk berjalan lancar diusianya yang masih belia. Tegur
dan berilah nasihat yang baik untuk putriku ketika ia berada pada jalan yang
salah. And the most important thing is
make her feel you are the “home” of her life. Karena sejauh dan senyaman
apapun di luar sana, rumah adalah satu-satunya tempat dimana kita akan kembali
pulang. Buatlah ia merasa seperti di rumah saat bersamamu. Dimana ia harus kembali untuk pulang ke
tempat asalnya. You have to make her
happy, because now my wife and I couldn’t make her happy every single time.
Di dekat putriku adalah hal yang selalu berkesan. Ialah asa dan masa depan. Pada
putri kecilku yang telah beranjak dewasa aku menaruh harapan, kelak ia mampu berdiri
kokoh menjadi istri yang bijak menahan kerasnya batu karang tentang kehidupan. Ya, nak.. Menikahlah dengannya. Aku yakin ia pilihan Tuhan yang paling tepat untukmu sampai maut memisahkan.
Mungkin aku adalah pahlawan yang tak
akan ia lupakan sepanjang hidupnya. Namun aku tak bisa memberikan cinta seperti
yang kau berikan padanya, maka aku yakin kamu mampu membuatnya bahagia dengan
cinta yang penuh rasa percaya. Pernah kuminta pada Tuhan, bahwa ketika ia jatuh
cinta pada seseorang, jatuh cintakanlah putriku kepada laki-laki yang melabuhkan
cinta hanya kepadaNya. Agar kelak akan bertambah cinta anakku kepada Sang
Pencipta. Juga bukan terjebak pada cinta yang penuh nafsu. Kini aku sudah
terlihat seperti istriku yang bercakap banyak menyamai satu buku novel dengan
1000 halaman. Terima kasih, Nak. Telah ikhlas mendengar pesan panjangku ini. Aku
kini lebih lega dan berbesar hati merelakan putriku hidup bersamamu hingga
kalian menua bersama.
Untuk laki-laki gagah yang dipilih Tuhan mendampingi putri tunggalku, selamat menempuh hidup baru dan menua bersama 💜
-end-
Comments
Post a Comment