After Being Wounded
#NOWPLAYING ; YIRUMA - PASSING BY
Marsha menikmati suasana senja yang jauh lebih bahagia setelah menjalani hari-hari sulit dalam hidupnya selama 2 bulan ini. Sejenak ia memejamkan mata indahnya lalu membiarkan pikiran dan perasaannya dibawa pergi ke belakang. Untuk melihat sudah sejauh mana ia melangkah. Dirinya mulai bercerita.....
Lebih dari 60 puluh malam dari hariku sudah berlalu tanpa kamu. Aku sempat mengira bahwa untuk menghabiskan waktu 24 jam tanpa kamu aku tak mampu. Pada sela-sela getirnya sebuah kepergian, aku menyelipkan doa agar Tuhan selalu menjagamu. Terhitung sejak 64 hari yang lalu ada kabar sampai ditelingaku bahwa kamu sudah menjalin hubungan lagi dengan kekasih pada sosok yang baru. Gemetar jemari tanganku mendengar namamu disebut perempuan yang menjadi kekasihmu selain aku. Pada sosok yang bukan Tuhan pilih kau mengkhianati hubungan ini. Pada sesuatu yang tidak pasti kau menaruh namaku pada dinding yang tak lagi ingin kau sentuh. Kurang dari satu minggu kau mendekatinya namun begitu mudah mendapatkannya. Kau remuk seluruh batinku dengan ketidakbenaran yang seharusnya kamu tak lakukan. Dalam segala susah payah yang kubangun untuk tetap percaya bahwa semuanya mampu kuterima dengan lapang dada, "All is well.. Everything is gonna be alright." hatiku bicara.
I don't understand why people cheat.....
Why you don't leave me? Cheating on anyone is deeper than people realize, it destroys their outlook on love, their future relationship, and within themselves.
Ada banyak pertanyaan dalam hatiku setelah mengatahui bahwa kamu selingkuh. Oh. Itu terlalu pahit untuk kuucapkan. Mengingat perkataan manis yang pernah kau ucap dengan tatap penuh harap "Aku ngga cari calon pacar loh, aku carinya calon istri. Emang kamu udah siap?" lalu aku membalasnya dengan kalimat "Kita pacaran bukan cuma buat sekedar pacaran yang ngga ada tujuan. Tapi karna ada pikiran ke arah sana. Saat Tuhan udah izinin aku untuk berumah tangga, aku pasti siap. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, dipersiapkan. Aku takut salah jawab dan nantinya malah timbul kecewa. Tapi yang jelas sekarang aku pacaran sama kamu pun bukan untuk main-main. Berdoa terus ya sayang." dengan yakin penuh kasih sayang kamu mengusap rambutku dan berkata "Iya sayang kita serahin semuanya sama Tuhan yaaa.. I will always love you, promise." Kau menimbulkan secercah harapan dihatiku yang awalnya meragukanmu. Hilang seluruh rasa tidak yakin untuk dirimu sejak saat itu. Kau tebaca seperti jawaban atas segala doa dan penantian. Namun sekejap sirna harapan besarku untuk selalu bisa bersama kamu. Entah apa yang membuatmu bisa secepat itu sama sekali tidak mengingat sedikit saja kebersamaan kita dulu. Kini kamu digenggamannya. Lebih sering berada dalam peluk hangat dirinya. Tak ada lagi aku yang kau sapa pada setiap pagi dan malam. Tak pernah lagi kulihat parasmu yang polos saat memintaku untuk memelukmu. Kini kamu sedang menari bersamanya dengan bahagia di atas perih pada luka milikku.
Pada tiap perih yang tertinggal selepas kau pergi, hatiku belajar memulihkan lukanya sendiri. Hari lepas hari berganti namun namamu masih terlukis pada kaca hatiku yang retak. Semakin lama aku tidak merasa kehadiranmu ada, semakin aku mensyukurinya dalam doa. Aku berbincang lebih banyak pada Tuhan ketika aku sedang berjuang melalui hari yang tanpa kamu lagi. Aku mensyukuri luka yang kau torehkan sebagai pengingat bahwa selama di dunia manusia masih tercipta, ia akan selalu mampu tuk buat kecewa. Dan kamu melakukannya. Tuhan tak pernah lelah mengingatkanku bahwa hanya pada saat percaya pada-Nya sajalah aku takkan mendapati kekecewaan. Tuhan menunjukkan padaku berbagai macam bukti nyata karena apa kamu meninggalkanku dengan sengaja. Justru disaat sama sekali aku tak mencari tahu tentangmu, Ia mendekatkanku pada banyak peran yang mampu memberiku banyak jawaban. Begitu besar kuasa-Nya bukan? Bahkan kamu pun tak pernah terpikir tuk menjelaskannya padaku, tapi Tuhan membantu dengan mudahnya mengapa kau pergi. Ia yang paling setia mendengar tangisku saat sebelum subuh hari menjelang. Ada doa-doa yang kupanjatkan. Selepas kau berjalan beriringan dengan pilihanmu sekarang, aku juga didekatkan dengan banyak kerabatku yang begitu setia mendampingiku. Saat kamu tiada, mereka tak lelah mendorong semangatku tuk tetap ada. Meyakinkan aku untuk tetap membuka hati pada sosok yang baru. Merapihkan pekerjaan yang sudah beberapa minggu terbengkalai karna hilangnya kamu sempat menjatuhkan semangat kerjaku. Kini semua perlahan kembali normal seperti saat aku belum mengenal cintamu. Meski rasanya tetap berbeda, sekeras apapun aku menghapus kamu dalam jejak hidupku, bekasnya akan selalu terlihat. "Kecurangan" yang kau lakukan, memberikanku pelajaran akan suatu hubungan "Cheating is a choice, not a mistake"
Semoga tak ada lagi yang terluka selain aku atas hubunganmu dengannya. Karena setetes air mataku Tuhan perhitungkan. Sepatah kataku selalu Tuhan dengarkan, pun sekecil - kecilnya masalahku Tuhan pedulikan. Ia adalah Tuhan yang mengerti akan hidupku. Aku akan terus menghargai untuk segala yang kumiliki, termasuk kepergianmu kini. Karena Tuhan bicara padaku, "Keluh kesah menambah beban hidup, tetapi hati yang bersyukur membawa kelegaan. Yang terjadi pada sesuatu di masa lalu adalah kekuatan untuk kita tetap menjalani hidup di masa kini." Aku tidak membecimu. Dan aku akan selalu mengasihimu, begitulah yang Tuhan inginkan.
Ada yang mengelus lembut rambut panjang berwarna red burgundy milik Marsha.
Him : "Hey bangun. Udah siap belum? Katanya mau jalan-jalan sama aku?"
Marsha : "Kamu jemputnya lama, aku jadi ketiduran deh disini. Hehe. Yuk berangkat."
sambil merapihkan rambutnya, Marsha meraih ikat rambut yang ada ditangannya untuk menguncir rambutnya.
Him : "Etssssss.. Sebenarnya sih kamu cantik kalo rambutnya dikuncir. Tapi......... Kali ini dilepas aja ya rambutnya. Biar makin terlihat lebih cantik. Okay?"
ditariknya kunciran dirambut Marsha. Dan................... Benar adanya, perempuan yang sedang diperjuangkan oleh pria mapan berwajah tampan ini terlihat semakin cantik ketika rambutnya terurai menghiasi wajah mulusnya.
Marsha : "Kalo kamu ngeliatin aku terus, mungkin kita baru berangkat saat aku udah punya cucu sepuluh yaaa." Sambil tertawa Marsha menggandeng tangan pria itu dan memberi senyuman termanis saat momen tersebut.
Him : "Apa aku bilang, makin cantik kan kamu kalau dilepas rambutnya. Aku jadi penasaran, kira - kira nona yang beautiful inside and outside ini ada yang tega untuk nyakitin hatinya ngga ya? Karena aku ngga mau dan ngga akan pernah sebodoh itu untuk buat luka dihati kamu, Mar.... Kamu Tuhan ciptakan seindah ini, dan aku mau jadi sosok yang sepintar pula untuk menjaganya. Sayang banget kalau makhluk kaya kamu sampai harus punah." dengan wajah meledek, pria ini membukakan pintu mobilnya untuk Marsha.
Marsha : "Oooooh baguuuuus. Udah pinter sekarang bercandanya yaaa. Bagus. "
Him : "Pinter dong.. Masa mau jadi pendamping kamu aku malah jadi bodoh? Aku kan ngga kaya pria-pria bodoh yang dengan sadarnya menyia-nyiakan kamu." Sambil menyalakan mesin mobilnya, pria ini terus membuat Marsha tersenyum hingga pipinya merah merona. "Begitu sulit ciptain senyum diwajah kamu, jadi aku ngga punya alasan untuk begitu mudah membuatmu menangis, Mar...."
From the moment we started talking, I knew that I wanted you around. I love you, Mar... - Him
Dan mulai saat itu Marsha mampu membuka hatinya untuk sosok yang baru, meskipun ia belum berani memutuskan untuk mengubah status dari Single to be In A Relationship with.....................................
With Love, MP♥
Comments
Post a Comment